SEJARAH AWAL SOCIAL COMMUNITY OF RESEARCH AND EMPOWERMENT(SCREEN)

Oleh : Khusnul Aini Azizah (Ketua BSO SCREEN 2007)

 

 

Sampai dengan tahun 2007, Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi UNY (kini menjadi FISHIPOL) belum mempunyai lembaga yang khusus memberdayakan aktivitas penalaran mahasiswa. Saat itu, apabila ada event – event ilmiah, misalnya : LKTM, PKM, LITM biasanya ditangani oleh BEM FISE. Sedangkan divisi yang menanganinya pun bukan divisi permanen. Bisa jadi pada satu periode kepengurusan ada, diperiode berikutnya tidak dibentuk. Akibatnya, pelaksanaan event – event ilmiah tidak memiliki tujuan jangka panjang dan waktu persiapannya pun sangat pendek. Waktu itu, pimpinan fakultas baru sebatas mengharuskan mahasiswa yang akan mengambil beasiswa untuk membuat proposal PKM sebagai syaratnya.

Iklim semacam ini tentu saja tidak menarik bagi mahasiswa untuk mengikuti kegiatan penalaran, bahkan peserta LKTM dari tahun ke tahun tidak bertambah secara signifikan. Bila dibandingkan dengan fakultas yang lain, FISE termasuk fakultas yang kuantitas karya tulisnya masih sedikit, dan tentu lebih sedikit lagi yang lolos ke tingkat nasional.

Berawal dari kondisi seperti itu, kami pun menawarkan pembentukan lembaga khusus yang menangani kegiatan penalaran di FISE. Gayung bersambut, mulailah Badan Semi Otonom (BSO) yang berada di bawah BEM FISE seperti halnya BSO REALITY di FIP yang lahir lebih dulu.

Nama BSO SCREEN sendiri disepakati setelah adanya musyawarah beberapa pengurus BEM yang mendapat tugas untuk mewujudkan lembaga penalaran di FISE, diantaranya saya sendiri Khusnul Aini Azizah (PknH 2003), Agus Budi Styawan (Pendidikan Sosiologi 2004), Rohmad Safarudin (Pendidikan Geografi 2004), Vety Faiqohimah (Pendidikan Sosiologi 2004), dan beberapa teman yang lain. Kemudian, pada tanggal 12 April 2007, dilaksanakan launching BSO SCREEN. Tanggal itulah yang sekarang dijadikan hari lahir SCREEN.

Awalnya, nama SCREEN saja yang disematkan pada lembaga ini, setelah itu baru ditemukan Social Comunity Of Research and Empowerment sebagai kepanjangannya. Langkah selanjutnya di lembaga baru tersebut adalah menyusun landasan ideal dibentuknya BSO SCREEN, struktur organisasi dan kepengurusan, pola rekrutmen pengurus, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART), sosialisasi di ormawa – ormawa di FISE maupun UNY.

Struktur kepengurusan BSO SCREEN untuk yang pertama kali tidak mengenal istilah anggota, tetapi semua menjadi pengurus BSO SCREEN. Tentu saja karena anggotanya masih sedikit dan yang lebih utama adalah agar rasa memilikinya lebih mendalam jika dibandingkan sekedar sebagai anggota. Saya pun diamanahi untuk menjadi Ketua SCREEN yang pertama, waktu itu masih sebagai Ketua BSO SCREEN, belum UKMF. Tentang pola rekrutmennya, kami menggunakan metode wawancara yang kemudian diseleksi hingga tersusunlah struktur kepengurusan BSO SCREEN pertama di tahun 2007.

Setelah struktur kepengurusan terbentuk, kami mulai mengadakan rapat – rapat rutin untuk membahas program kerja BSO SCREEN ke depan, lebih seringnya di selatan gedung dekanat FIS. Pada waktu itu, BSO SCREEN belum memiliki cukup waktu untuk membuat AD/ART, tetapi program kerjanya sudah mulai di buat dan dilaksanakan.

Pemimpin FISE, khususnya Pembantu Dekan III yang waktu itu di jabat oleh Drs. Ekram Pawiroputro, M.Pd. sangat mendukung dibentuknya BSO SCREEN. Dukungan itu diwujudkan dengan menjadikan ruangan di bekas gudang kerumahtanggaaan FISE, untuk kantor kesekretariatan BSO SCREEN. Pada tahun – tahun sebelumnya, ruangan tersebut pernah digunakan sebagai kantor Lembaga Penerbitan Mahasiswa PROSPEK FISE dan juga pernah digunakan sebagai kantor DPM FIS UNY.

Sebagai Badan Semi Otonom (BSO), SCREEN belum bisa mandiri sepenuhnya. BEM FISE masih bertanggung jawab atas SCREEN. Program kerja SCREEN harus dikonsultasikan dengan BEM agar tidak terjadi tumpang tindih dengan program BEM, termasuk pendanaan dan laporan pertanggungjawaban SCREEN masih menjadi satu dengan BEM FISE.

Sejak awal dibentuk BSO SCREEN memang sudah direncanakan untuk menjadi Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas (UKMF). Sehingga bisa dikatakan BSO SCREEN sebagai telur yang dipersiapkan agar menetas menjadi UKMF di FISE ketika BSO SCREEN merasa telah mampu melangkah menjadi UKMF, maka BSO SCREEN mulai mewacanakan akan berubah menjadi UKMF mulai dari pihak pimpinan fakultas, lalu ormawa – ormawa yang lain hingga kepada civitas akademika FISE. BSO SCREEN pada akhirnya resmi menjadi UKMF karena memang aktivitasnya difokuskan untuk memajukan kegiatan penalaran di FISE.